Kamis, 09 Oktober 2014

Movie Journal : Horns (2013)


A little synopsis from me :

Jadi ceritanya tentang seorang cowok, emm... pria, yang bernama Ignatius Perrish (Daniel Radcliffe) yang dituduh melakukan pembunuhan atas kekasihnya sendiri, Merrin. Ig atau Iggy yang image-nya memang sudah tidak begitu baik menjadi makin buruk gara-gara kasus ini seolah-olah semua orang di kota memusuhinya. Padahal, terkadang apa atau siapa yang baik dan yang buruk di dunia ini tidak bisa di-judge begitu saja. Ig menyadari hal itu ketika suatu pagi ia mendapati sepasang tanduk tumbuh begitu saja di kepalanya. Tanduk yang seperti tanduk iblis itu membuatnya menyadari banyak hal. Apa yang awalnya ia anggap sebagai kesialan atau kutukan itu, bisa jadi adalah berkat.


Daniel Radcliffe! Long time no see him :3
I've been a fan of him since I was twelve. And I still love him until now. He's the first non-asian actor I've been loving :)

Btw, film-nya bagus. Engga yang WOW tapi lumayanlah. Aku suka idenya. Dan alur misterinya. Dan sweet moment-nya. Dan Daniel Radcliffe-nya. Hahaha.
Tapi kalo boleh jujur, aku selalu merasa film-film seperti ini aneh. I mean, setingnya normal life. Kehidupan manusia sehari-hari, tapi ada fiksi-nya. Jadi semacam normal life di-blend sama fantasy. Kayak kamu minum teh tapi di piring. *perumpamaan macam apa ini*

Aku gak bisa berhenti ngebayangin kalo endingnya si Iggy akan terbangun dari tidurnya di pagi hari setelah one-night-stand dengan si Glenna itu, lalu mendapati bahwa 'tanduk' yang tumbuh di kepalanya, dan semua tingkah aneh penduduk kota hanyalah mimpi. Atau setelah Iggy berhasil menemukan pembunuhnya, kebenaran akan terungkap dengan bukti-bukti yang memadai dan secara ajaib penduduk akan lupa tentang si 'tanduk' dan tingkah-tingkah aneh yang menyertainya.

Well, that's just my imagination. Selera orang beda-beda, haha. For me, I prefer fantasy story in fantasy world and non-fantasy story in real-life settings. 
Kesimpulannya aku suka Daniel disini -walopun kayaknya dia keliatan pendek banget- dan juga karakter Merrin yang manis banget itu. Tapi kok ya hampir semua cowonya suka sama si Merrin, kan kesian Glenna sama si waitress, kayak gaada cewe laen gitu, hahaha. Ignore that.

I'm not really good at reviewing something. So, I'll end my babbling here. See ya~^^!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar